Monday, 24 December 2012

tweet dari footballnesia

Silahkan simak tweet dari footballnesia berikut:
1. Masa paling kelam dalam sejarah Liga Indonesia itu terbagi menjadi bbrp bagian, yaitu era Galatama, era Liga Djarum, dan era ISL2. Saya juga kebetulan jadi saksi dan mengetahui bagaimana praktik2 kotor itu terjadi, terutama sejak era Nurdin Halid dengan ISLnya 3. Di era Galatama, saya baru mengetahui bagaimana kotornya sepakbola Indonesia ketika saya tahu ada suap di klub Cahaya Kita 4. Pengaturan skor di era Galatama ini sebenarnya sdh ada sjklama, namun tak se-mencolok atur skor di klub Cahaya Kita 

5. Saksinya adalah Acub Zaenal ketika mengetahui bahwa bandar atur laga Perkesa 78 lawan Buana Putra di Jakarta, tahun 1979 
6. Di tahun itu, belakangan skandal2 pengaturan skor justru mencuat, yang paing parah dialami oleh Cahaya Kita, klub Galatama asal Jakarta 
7. Cahaya Kita ini kalau saya tidak salah, dimiliki oleh pengusaha asal tiongkok yg bermukim di jakarta 
8. Salah satu korban adanya praktik suap di Galatama ini adalah Jafeth Sibi yg dipecat Perkesa 78 krn dibayar oleh Jeffry Gunawan 
9. Siapa jeffry Gunawan? Jeffry Gunawan ini orang Cahaya Kita. Sibi dibayar oleh Cahaya Kita agar Perkesa 78 mengalah dari Cahaya Kita 
10. Dan benar saja, ketika itu, Perkesa kemudian kalah 0-1 oleh Cahaya Kita. Acub Zaenal berang, Sibi dipecat dan diboikot dari Galatama 11. Sebenarnya, ada 4 orang lain yg terlibat suap ini, yaitu Baso Ivakdalam, Yulius Woff, Frederick, dan Saul. Namun PSSI hanya beri warning 
12. Masa kelam dalam Galatama terus terulang bahkan ketika musim dimana NIAC Mitra bubar krn tak setuju dgn format kompetisi 
13. Suap dan atur skor merajalela, akhirnya penonton pun pergi dan kembali dukung klub perserikatan sehingga galatama merugi 
14. Bahkan, atur skor dan suap itu sempat bikin geger sepakbola Indonesia di akhir 70-an hingga awal 80-an. Kalau ga percaya, tanya! 
15. Kemudian Galatama dan Perserikatan dilebur menjadi Liga Indonesia di tahun 1995 dimana Persib jadi juara musim perdana 
16. Sejauh ini, di era Divisi Utama Liga Indonesia, saya baru merasakan kejanggalan ketika urus klub pada tahun 2002 (baca favorit) 
17. Namun, di luar yg sy kultwit bbrp hari lalu, masih banyak kecurangan2 dan kebobrokan2 lain, terlebih ketika Nurdin menguasai PSSI 
18. Siapapun tahu, Nurdin kuasai PSSI bersama bekingan salah satu partai besar dimana di belakangnya ada blueprint utk menuju ke 2014 
19. Ada salah satu hal yang menarik perhatian saya di tahun 2006 ketika Persik bertemu PSIS di final, yg seharusnya PSIS dikondisikan juara 
20. Ketika itu, di saat semifinalpun, pihak PT LI sangat ceroboh dgn menyelenggarakan ptd final di Batang, sehingga ricuh 
21. Padahal, jika mau berpikir jernih, itu semua hanyalah sebuah kode utk memuluskan jalan PSIS jadi juara di 2006. Semua dikondisikan 
22. Ketika itu, PSIS dikondisikan juara krn faktor Yoyok Sukawi dan anaknya yg jadi manajer di PSIS. Di putaran I, semua terlihat jelas 
23. Pernah ketika itu PSIS tak diuntungkan wasit. Padahal, wasit sdh dibayar. Jadi, stlh ptd, Yoyok Sukawi kejar wasit dan memukul wasit tsb 
24. Dan pengkondisian itu berlanjut terus hingga ke final Divisi Utama 2006 antara PSIS menghadapi Persik Kediri. Keduanya sarat kepentingan 
25. PSIS ada kepentingan Sukawi Sutarip jadi walikota, sedangkan Persik ada kepentingan Iwan Budianto nyalon walikota Kediri 
26. Namun, dengan kondisi dana APBD lebih besar, akhirnya semua sepakat bahwa ptd tsb harus dikondisikan agar PSIS menang. 
27. Bahkan wasit pun telah dikondisikan dalam sebuah meeting di sekitar Std Manahan Solo agar memenangkan PSIS. 
28. Namun dalam pertandingan dinal tsb, PSIS bermain lemas. Banyak peluang tak dapat diselesaikan de Porras dkk 
29. Hingga akhirnya Persik menjadi kampiun Divisi utama 2006. Sukawi sangat terpukul dan marah besar stlh ptd tsb 
30. Mengapa PSIS yg telah dikondisikan malah gagal juara? Jawabannya krn de Porras, Ortiz, dkk dugem di Musro malam sblm pertandingan 
31. Dugem? Ya benar. Saya bersama bbrp org PT LI melihat sendiri de Porras mabuk ketika pulang dari Musro di malam sebelum pertandingan 
32. Namun, setelah Persik juara, toh nyatanya Iwan Budianto gagal total di Kediri sehingga dia lari dan urus klub Persisam Samarinda 
33. Nah, lanjut ke era ISL, ada yang lebih seru, yaitu Persisam yg ketika itu dijuluki sebagai raja penalti di Divisi utama 2008 
34. Persisam di tahun 2008 ini dimanajeri (lagi) oleh Iwan Budianto, dan ptd kandang selalu menang, walaupun dg penalti di menit2 akhir 
35. Pada pertandingan 8 besar di Samarinda, Persisam dan Persebaya melakukan main mata agar skor seri. Entah apa yg terjadi di ptd tsb 
36. Saya melihat sendiri ptd tsb, yg jelas, para pemain Persisam dan Persebaya tak mau menjebol gawang lawan masing2 
37. Alhasil, Persisam lolos ke final, dan Persebaya harus puas di peringkat 4 (playoff) setelah dihajar PSPS dengan skor 5-1 
38. Lanjut ke msim paling bobrok dalam sepakbola Indonesia, yaitu di 2009-2010. Musim ini diawali lolosnya Persebaya ke ISL stlh mng playoff 
39. Di ISL tahun 2009/2010 ini, pihak Andi Darusalam selaku pimpinan BLI dan Djokdri membuat hal baru bernama 'klub percontohan' 
40. Saya masih ingat ketika org2 di PT LI bagi2 slide powerpoint rancangan klub percontohan di ISL 2009-2010. Awalnya adalah Persib/Persija 
41. Mengapa disebut klub percontohan? Krn klub tsb akan diangkat utk lepas APBD, tapi dibiayai oleh PSSI dan PT LI hingga juara 
42. Mengapa klub percontohan dijuarakan? Jawabannya agar klub2 berusaha mandiri dan berkaca di klub tsb bahwa tanpa APBD bisa juara 
43. Namun akhirnya, krn Rendra Kresna (Golkar) mencalonkan jd bupati Malang, akhirnya dipilihlah Arema utk jadi klub percontohan di 2009/10 
44. Dan dibikinlah skenario untuk menjuarakan Arema ketika itu. Mulai dari menang secara aneh 0-2 di Wamena, hingga penalti2 di menit akhir 
45. Serta dibuatlah pula skenario menghanguskan Persebaya karena ketumnya yang terlalu vokal kritisi PSSI dan Nurdin Halid 
46. Dengan cara apa menghanguskan? Dengan cara mendegradasikan paksa. Ingat ptd yang hingga harus diulang 3x? 
47. Lain di ISL, lain pula di Divisi utama ketika itu. Deltras yang dikondisikan juara DU ISL 2009 harus takluk adu penalti oleh Persibo 
48. Sebenarnya, Deltras-lah yg bayar wasit dan perangkat ptd utk juara, namun akhirnya Persibo yg main bersihlah yg menang 
49. Bahkan ketika itu, saya masih ingat Haruna yg fotokopi surat pernyataan dari Vigit agar Deltras juara DU, dgn bayaran wasit puluhan juta 
50. Jika nonton ptd tsb, sangat terasa jika Deltras memang dijuarakan. Pelanggaran2 aneh,keputusan kontroversi menghantui pemain Persibo 
51. Namun toh pd akhirnya Persibo berhasil jadi juara DU ISL 2009 stlh drama adu penalti. Di ruang ganti, Vigit marah2 
52. Bahkan Vigit hampir todongkan pistol ke wasit, namun dapat dicegah oleh Haruna. Masih mau bola kita dipimpin org2 seperti ini? 
53. Itulah musim paling bobrok dalam sepakbola Indonesia, musim 2009-2010 dimana musim terakhir Nurdin dkk kelola liga penuh suap dan licik 
54. Dan kini ketika orang2 yg bikin sepakbola kita begitu hancur seperti itu menamakan dirinya penyelamat dlm KPSI, masihkan kita dukung?

No comments:

Post a Comment