Saturday 23 March 2013

Sejarah Klub Gresik United


BERAWAL DARI ‘PETROKIMIA PUTRA GRESIK’

Petrokimia Putra Gresik didirikan pada Jumat 20 Mei 1988 oleh pihak manajemen PT Petrokimia Gresik. Sejak berdiri hingga sekarang, klub yang didanai pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik tersebut telah lebih dari 15 tahun berkiprah di Divisi Utama Liga Indonesia.
Banyak klub besar di Indonesiayang pernah satu kelas dengan Petro Putra kini tinggal nama alias almarhum. Misalnya, Bandung Raya Bandung, Niac Mitra Surabaya, Warna Agung Jakarta, Assyabaab Surabaya, Perkesa, BPD Jateng, dan lain-lain.
Setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa dicatat dalam perjalanan Petro Putra di dunia persepakbolaan nasional. Kiprah perdana klub ini mengikuti kompetisi pada era Galatama 1988-1989. Ketika itu, kompetisi sepakbola secara nasional ada dua kutub besar. Yakni, Galatama yang diikuti klub-klub semiprofesional dan perserikatan yang diikuti klub yang didanai dan dikelola pemda.
Ketika kali pertama masuk Galatama, sebenarnya di Gresik ada klub perserikatan yang bertengger di Divisi Utama Perserikatan, yakni Persegres. Bahkan, sebagian pemain Petro Putra angkatan pertama adalah alumni Persegres. Ketika itu, antusiasme warga Gresik lebih condong ke Persegres daripada ke Petro Putra. Beberapa pemain angkatan pertama Petro Putra yang alumni Persegres, antara lain Sasono Handito (kiper), Ferril Raymond Hattu, Rubianto, Reno Latupeirissa, Karyanto, Abdul Muis, Masrukan, Lutfi, Hasan Maghrobi, Derry Krisyanto, dan lain-lain. Mereka di bawah pelatih Bertje Matulapelwa dengan asisten pelatih Hendrik Montolalu dan Slamet Haryono. Hendrik merupakan mantan kiper Niac Mitra Surabaya.
Saat Liga Indonesia pertama digelar pada 1994/1995, Petrokimia Putra oleh banyak kalangan diberi gelar “juara tanpa mahkota”. Sebab, di partai final Liga Indonesia di Stadion Bung Karno Jakarta, Petro yang saat itu di bawah besutan pelatih Andi Muhammad Teguh dengan asisten pelatih Ferril Raymond Hattu dan Bambang Purwanto kalah dari Persib Bandung dengan skor 0-1. Padahal, dalam pertandingan tersebut, Petro memasukkan gol lebih dulu melalui kaki Jacksen F Tiago. Namun, dianulir wasit tanpa alasan jelas.
(Persib Bandung juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra dengan skor 1-0)
Kiprah Petro Putra saat itu memang luar biasa. Petro ketika itu mendatangkan tiga pemain asing, yakni Derryl Sinnerine asal Trinidadand Tobaggo. Posisinya sebagai kiper. Lalu Carlos de Mello di posisi playmaker dan Jacksen F Tiago sebagai striker. Selain Jacksen dan Carlos, tim Petro melahirkan banyak bintang baru, seperti Widodo C Putra, Eri Irianto, dan Suwandi HS. Ketiganya kemudian jadi langganan masuk pelatnas PSSI.
(Carlos de Mello, Jacksen F Tiago, Widodo C Putra, Eri Irianto)
Melalui perjalanan panjang, Petro berhasil menjadi jawara Liga Indonesia 2002. Prestasi tersebut mendobrak hegemoni klub klub kotabesar di deretan utama persepakbolaan nasional. Biasanya jawara liga direbut tim-tim dari kota-kota besar dan secara tradisional memiliki kiprah dan prestasi sepakbola yang melegenda. Misalnya, Persebaya Surabaya, Persib Bandung, PSISSemarang, Persija Jakarta, maupun PSM Makassar.
Berbeda dengan Liga Indonesia1994/1995 yang menghasilkan kekecewaan mendalam bagi Petro, pada Liga Indonesia 2002 Petro dinaungi oleh dewi fortuna. Setelah di penyisihan menjadi kampiun Wilayah Timur, Skuad yang ditukangi Sergei Dubrovin ini sempat berada di ujung tanduk dalam babak delapan besar Grup K yang digelar di kandang sendiri. Menang 3-0 dari
Arema pada pertandingan pembuka, Petro ditaklukkan oleh Persipura 0-1. Dalam laga penentuan Petro kembali takluk dari Persita 0-1, sehingga mereka tinggal berharap Persipura dapat dikalahkan oleh Arema dengan skor tipis. Harapan mereka terkabul, gol Khusnul Yuli ke gawang Persipura membawa Petro ke semifinal.
(Sergei Dubrovin)
Pada babak Semifinal, Jawara Wilayah Barat dan Juara Grup K, Semen Padang sudah menunggu. Grafik Semen Padang yang tak terkalahkan di babak delapan besar berhasil dihentikan Petro melalui adu keberuntungan tendangan penalti, tiga pemain Semen Padang gagal menyarangkan bola. Di Final, tim yang juga tak terkalahkan sejak babak delapan besar, Persita Tangerang menghadang. Lagi-lagi keberuntungan berpihak pada Petro. Gol Ilham Jayakesuma di menit pertama berhasil dibalaslimabelas menit sebelum babak kedua usai. Puncaknya, pada menit ketigaperpanjangan waktu Yao Eloi berhasil memastikan gelar juara jatuh kepada Petro.
Sayangnya gelar juara Liga Indonesia 2002 tersebut menjadi titik balik dari perjalanan panjang Petrokimia Putra. Setahun kemudian, Petrokimia harus mengakhiri kompetisi dengan lesu setelah terdegradasi ke Divisi I. Petro mengikuti jejak PSIS yang juara untuk kemudian terdegradasi pada musim selanjutnya. Bedanya usaha Petro untuk bangkit menemui kegagalan.
Pada awalnya penampilan Petro sempat meyakinkan dengan menjadi juara setengah putaran kompetisi. Tapi Petro kemudian terpelanting ke peringkatlimadan gagal lolos ke babak 6 besar. Di akhir musim, ada angin segar dari perubahan jumlah peserta Liga yang membuat Petro mendapat promosi gratis. Sayangnya hal tersebut semu belaka, Petro menghuni dasar klasemen dan kembali terdegradasi ke Divisi I. Belakangan, isu pembubaran dan penggabungan Petro dengan Persegres justru lebih mengemuka dibanding upaya untuk kembali mengangkat Petro kembali ke Divisi Utama.

Pelatih, pemain dan pengirus Tim Petrokimia Gresik

Direktur Utama : Arifin Tasrif
Direktur SDM : Bambang Setyobroto
Direktur Keuangan : T. Nugroho Purwanto
Penasehat : Imam Supardi
Ketua Harian : Bambang Lesmoko
Manager : Sasono Handito
Asisten Manager : Ferryl Raymond Hattu

Prestasi yang diraih Tim Petrokimia Gresik

Liga Indonesia 1994/1995 : Runer Up Divisi Utama (Juara Wilayah Timur)
Liga Indonesia 1995/1996 : Peringkat 8 Wilayah Timur Divisi Utama
Liga Indonesia 1996/1997 : Peringkat 6 Wilayah Timur Divisi Utama
Liga Indonesia 1997/1998 : Peringkat 9 Wilayah Timur Divisi Utama (Liga dihentikan)
Liga Indonesia 1998/1999 : Sepuluh Besar Divisi Utama (Peringkat 2 Grup B)
Liga Indonesia 1999/2000 : Peringkat 10 Wilayah Timur Divisi Utama
Liga Indonesia 2001 : Peringkat 6 Wilayah Timur Divisi Utama
Liga Indonesia 2002 : Juara Divisi Utama (Juara Wilayah Timur)
Liga Indonesia 2003 : Peringkat 18 Divisi Utama (Degradasi)
Liga Indonesia 2004 : Peringkat 5 Wilayah Barat Divisi I
Liga Indonesia 2005 : Peringkat 14 Wilayah Timur Divisi Utama (Degradasi)Prestasi Lainnya:
1. Masuk 16 besar/putaran 3 Piala Winners Asia tahun 1995/1996
2. AFC Champion League tahun 2002/2003 sampai dengan putaran kedua.
ERA BARU PERSEGRES/GRESIK UNITED
Pada November 2005 lalu persepak bolaan gresik nyaris hilang dengan adanya ultimatum dari pihak Petro sebagai pengelola PS. Petrokimia Putra di karenakan alasan dana, dengan segala cara Ultras mengambil cara dan jalan agar sepak bola di kota Gresik tidak sampai hilang begitu saja. Demo penyampaian aspirasi ke Kantor DPR dan juga ke Kantor Utama Graha Petro Kimia. Dengan membuahkan hasil adanya Komitmen dari Pihak Pemkab Gresik dan juga PT. Petrokimia yang di jembatani melalui Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gresik, maka lahirlah Gresik United sebagai ganti hilang nya Petro Putra dan Persegres yang pernah mengharumkan nama Kota Gresik sebagai jawara Ligina.
Klub yang dikenal dengan julukan “Laskar Giri” ini didirikan pada 2 Desember 2005, yang merupakan penggabungan dari bekas tim divisi utama Petrokimia Gresik, dengan tim divisi II Persegres Gresik.
(Gaston Castano, bintang yang dimiliki GU saat ini)
Seiring dengan penggabungan itu, pengelolaan tim ini pun berubah dari sebelumnya dipegang oleh perusahaan Petrokimia saat masih bernama Petrokimia Putra Gresik, menjadi tim “plat merah” dengan sokongan dana APBD Kota Kediri, mengikuti pengelolaanPersegres.
(James K Lomel, bintang GU di lini depan bersama Gaston Castano)
Klub yang dikenal dengan julukan “Laskar Giri” ini didirikan pada 2 Desember 2005, yang merupakan penggabungan dari bekas tim divisi utama Petrokimia Gresik, dengan tim divisi II Persegres Gresik. Seiring dengan penggabungan itu, pengelolaan tim ini pun berubah dari sebelumnya dipegang oleh perusahaan Petrokimia saat masih bernama Petrokimia Putra Gresik, menjadi tim “plat merah” dengan sokongan dana APBD Kota Kediri, mengikuti pengelolaan Persegres.
(Uston Nawawi [tengah] bintang gaek yang masih membela GU)
Sebagai tim baru, prestasi tim gabungan yang sepenuhnya menjadi milik Pemkot Gresik ini belum terlihat. Maklum, karena pendanaan yang dimiliki tim ini pun cukup terbatas, sehingga prestasi yang ditorehkan terkesan jalan ditempat.
Semakin parah karena dana APBD yang diperoleh untuk menopang kelangsungan tim tidak sesuai harapan, menyusul adanya larangan pemerintah pusat menggunakan dana rakyat ini untuk sepakbola secara terus menerus.
Basis Pendukung ULTRASMANIA GRESIK
Dengan 13 personel untuk mendukung sebuah tim besar pada masanya komunitas yang benama Ultras berangkat ke Solo guna mendukung tim kebanggaan Kota Gresik ,remaja asli Gresik “LUKI” seorang mahasiswa Malang pada waktu itu memberikan nama pada rombongan itu dengan nama ULTRAS yang bermakna Ulah Trampil dan Rasional, Ultras dibentuk untuk membuat jati diri sebuah supporter yang mampu memberikan dukungan positif dan rasional terhadap tim kebanggaannya.
Salam satu jiwa !
ULTRAS MANIA !
kita acungkan jari telunjuk..
kita acungkan jari kelingking..
dan teriakkan ULTRASMANIA
dan teriakkan ULTRASMANIA!
Pada tanggal 5 November 1999 ditetapkan sebagai hari lahir Ultras Gresik yang di ambil dari negara Italia yang bermakna Supporter militan ini diawali dengan pawai besar besaran di dalam kota dan memberikan dukungan pertama ke Jember pada laga Piala Gubenur I dan dan sempat memberikan nilai positif dalam berkreasi di senayan BungKarno Jakarta sehingga mengantarkan Gresik terharum namanya dengan menjadi Juara liga indonesia yakni PS. Petrokimia Putra.
(Stadion Tri Dharma, Gresik, kandang dari Gresik United)
Besarnya komunitas supporter menjadikan rasa kedewasaan yang menuntut pembenahan dlm kepengurusan maka diadakan nya Kongres I sehingga pada piala Gubenur yang ke Ultras di nobatkan sebagai supporter terbaik se jawa timur dan sempat menjadi supporter kreatif seindonesia fersi SIWO -PWI. Sampai terdegradasinya PS. Petrokimia Putra tidak membuat surut semangat Ultras untuk menghidupkan persepakbolaan di Kota Gresik tercinta ini.
–00–

GRESIK UNITED FOOTBALL CLUB 2005 / 2 DESEMBER 2005

3 DF Lan Bastian
7 MF David Faristian
10 MF Ngon Mamoun
11 MF Agus Indra Kurniawan
12 GK Tri Windu Anggono
... 14 FW Riski Novriansyah
15 MF Khabib Syukron
17 FW Aldo Barreto
18 MF Shohei Matsunaga
19 DF Wismoyo Widhistio
21 MF Amirul Syafa'at
22 FW Sultan Samma
23 DF Erol Iba
24 FW Mulham Arufin
26 FW Doni Lattu Faisal
27 DF Kacung Khairul Munip
29 DF Ambrizal
31 DF Diogo Santos Rangel (on loan from Sriwijaya)
55 DF Saša Zečević
77 GK Hery Prasetyo
83 MF Ahmad Sembiring Usman
86 GK Sandy Firmansyah
88 MF Siswanto
Lihat Selengkapnya



http://agusbudiawan.wordpress.com/2011/09/27/september/

No comments:

Post a Comment